Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Empat Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget


Empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget

Terdapat empat fase dalam perkembangan kognitif menurut teori Piaget, yang merupakan tahap-tahap yang menggambarkan bagaimana anak-anak mengembangkan pemahaman dan berpikir mereka seiring pertumbuhan mereka.

1. Fase Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada fase ini, anak-anak mengenali dunia sekitar mereka melalui indera dan aktivitas fisik. Mereka menggunakan indera mereka untuk memahami lingkungan dan eksplorasi fisik untuk memahami dunia.

Contoh:

  • Bayi yang meraba-raba mainan untuk mengetahui teksturnya.
  • Balita yang menuangkan air dari satu gelas ke gelas lain untuk memahami konsep volume.
  • Anak yang menjalani tahap berjalan untuk menjelajahi dunia sekitarnya.

2. Fase Praoperasional (2-7 tahun)

Pada fase ini, anak-anak mulai mengembangkan bahasa dan simbol. Mereka juga mulai berimajinasi, walaupun masih sulit berpikir secara logis.

Contoh:

  • Anak yang menggunakan bahasa untuk menggambarkan dunia mereka.
  • Anak yang bermain dengan mainan untuk menciptakan situasi imajiner.
  • Anak yang mungkin percaya bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat (animisme).

3. Fase Operasional Konkret (7-11 tahun)

Fase ini ditandai dengan kemampuan anak-anak untuk berpikir logis tentang objek nyata dan peristiwa. Mereka mulai memahami konsep konservasi, reversibilitas, dan klasifikasi.

Contoh:

  • Anak yang dapat memecahkan masalah yang melibatkan objek konkret, seperti teka-teki atau permainan papan.
  • Anak yang dapat memahami bahwa jumlah objek tetap sama meskipun bentuknya berubah (konsep konservasi).
  • Anak yang dapat memahami bahwa suatu peristiwa bisa dibalik (reversibilitas).
  • Anak yang dapat mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik mereka.

4. Fase Operasional Formal (12 tahun ke atas)

Pada fase ini, anak-anak mulai mampu berpikir abstrak, menyusun hipotesis, dan mempertimbangkan masalah moral. Mereka juga mampu memahami konsep probabilitas dan statistik.

Contoh:

  • Remaja yang mampu merencanakan dan mempertimbangkan kemungkinan masa depan.
  • Remaja yang mampu memahami konsep abstrak seperti keadilan dan cinta.
  • Remaja yang dapat berpikir kritis tentang isu-isu moral.
  • Remaja yang dapat memahami konsep probabilitas dan statistik.

Penting untuk diingat bahwa perkembangan kognitif tidak selalu berjalan secara linear, dan setiap anak mungkin mengalami tahap-tahap ini dengan cara yang berbeda dan pada usia yang berbeda. Selain itu, pengasuhan, pengalaman, dan rangsangan lingkungan juga memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Maka dari itu, pendidikan dan dukungan yang sesuai sangatlah penting dalam membantu anak mencapai potensi kognitif mereka.