Materi PAI Kelas 7 Bab 1 : Al-Quran dan Hadits sebagai Pedoman Hidup
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam yang selalu digunakan hingga akhir zaman. Selain Al-Qur’an yang menjadi pedoman, ada hadis-hadis Nabi yang menjadi pendukung dari penjelasan Al-Qur’an.
Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup Umat Islam:
Al-Qur'an adalah kitab suci dalam agama Islam yang diyakini sebagai wahyu ilahi yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril. Al-Qur'an dianggap sebagai pedoman utama dalam kehidupan umat Islam. Ini berisi ajaran-ajaran, hukum, etika, dan petunjuk tentang cara hidup yang benar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, moralitas, sosial, dan hukum.
Hadis sebagai Pendukung Penjelasan Al-Qur'an:
Hadis adalah catatan-catatan lisan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Hadis memberikan penjelasan lebih lanjut tentang ajaran Al-Qur'an dan menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hadis juga berfungsi sebagai panduan tambahan dalam memahami dan menginterpretasikan Al-Qur'an.
Fungsi Hadis dalam Islam:
- Penjelasan dan Konteks: Hadis memberikan penjelasan dan konteks tentang bagaimana Al-Qur'an harus dipahami dan diterapkan dalam situasi nyata.
- Tafsir Al-Qur'an: Hadis membantu dalam tafsir atau penafsiran Al-Qur'an, membantu umat Islam untuk memahami ayat-ayat yang mungkin ambigu atau memerlukan penjelasan tambahan.
- Hukum Islam (Fiqih): Hadis juga menjadi sumber utama dalam pengembangan hukum Islam (fiqih) yang mencakup aspek-aspek seperti ibadah, muamalah, dan hukum pidana.
- Etika dan Moralitas: Hadis mengandung petunjuk tentang perilaku etis dan moral yang seharusnya dimiliki oleh umat Islam.
Pentingnya Al-Qur'an dan Hadis hingga Akhir Zaman:
Dalam keyakinan umat Islam, Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi akan tetap menjadi pedoman dan sumber ajaran mereka hingga akhir zaman. Ini karena Al-Qur'an dianggap sebagai wahyu terakhir Allah kepada umat manusia dan hadis-hadis Nabi membawa penjelasan yang mendalam tentang ajaran-ajaran Al-Qur'an. Kedua sumber ini dianggap sebagai landasan yang tak tergantikan untuk memandu umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka dan mencapai akhirat.
Pentingnya Al-Qur'an dan hadis dalam Islam menunjukkan betapa mendalamnya pengaruhnya dalam membentuk keyakinan, nilai, dan tindakan umat Islam, serta bagaimana kedua sumber tersebut berperan sebagai pedoman dan panduan dalam seluruh aspek kehidupan mereka.
Q.S. An-Nisa’/4: 59
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Kandungan Q.S. An-Nisa’/4: 59
- Keharusan bagi setiap mukmin dan muslim untuk taat kepada Allah Swt. rasul, dan pemimpinnya.
- Ketaatan dan kepatuhan yang dilakukan hendaknya didasari atas keimanan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis.
- Keharusan menaati pemimpin yang benar, yakni pemimpin yang perintah dan tindakannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadis.
- Selama pemimpin memerintahkan kebenaran, wajib hukumnya untuk ditaati dan dipenuhi, begitu pula sebaliknya.
Q.S. An-Nahl/16: 64
وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ اِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِى اخْتَلَفُوْا فِيْهِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Kandungan Q.S. An-Nahl/16: 64
- Sebagai dasar dan pedoman yang dapat membuka pikiran untuk dapat menilai kebenaran atas bimbingan wahyu.
- Sebagai pembimbing sekaligus dapat menjelaskan persoalan yang diragukan, sehingga umat dapat melihat kebenaran dan kebatilan.
- Sebagai petunjuk yang dapat membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran sehingga terhindar dari kesesatan.
- Sebagai rahmat bagi orang yang beriman
Contoh Perilaku Yang Mencerminkan Q.S. An-Nisa’/4: 59 dan Q.S. An-Nahl/16: 64
- Setiap umat Islam wajib patuh dan taat kepada Allah Swt. dan rasul-Nya serta pemimpin selama perintahnya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
- Selalu mengembalikan setiap permasalahan kepada Al-Qur’an dan Hadis.
- Meyakini bahwa Al-Qur’an dan hadis dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia.
- Senantiasa memahami isi kandungan dari Al-Qur;an agar dapat membedakan sesuatu yang benar dan salah.
Alif Lam Syamsiyyah
Alif lam syamsiyyah Alif lam syamsiyyah adalah alif lam yang dirangkai dengan kata benda (isim) yang diawali dengan salah satu dari huruf huruf syamsiyyah. Jumlah huruf syamsiyyah ada 14 huruf yaitu:
ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل
Cara membaca alif lam syamsiyyah adalah dengan cara memasukkan (mengidgamkan) alif lam (lam sukun) ke huruf huruf syamsiyyah sehingga bacaan lam sukunnya hilang dan lebur ke dalam huruf syamsiyyah yang mengikutinya. Karena membacanya dengan diidgamkan, maka hukum bacaan alif lam syamsiyyah sering juga disebut dengan Idgam Syamsiyyah.
Alif Lam Qamariyyah
Alif lam qamariyyah adalah alif lam yang dirangkai dengan kata benda (isim) yang diawali dengan salah satu dari huruf-huruf qamariyyah. Jumlah huruf qamariyyah ada 14 huruf. Yaitu:
أ ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه
Cara membaca alif lam qamariyyah harus jelas (izhar). yakni tetap terlihat bacaan lam sukunnya. Karena itulah hukum bacaan alif lam qamariyyah sering disebut dengan Izhar Qamariyyah .
Pengertian hadis
Hadis ( (الحديث secara bahasa berarti Al-Jadiid الجديد)) yang artinya adalah sesuatu yang baru. Menurut para ahli hadis, hadis merupakan segala perkataan (sabda), perbuatan, hal ihwal (kejadian, peristiwa, masalah), dan ketetapan lainnya yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa hadis adalah segala perkataan dan perbuatan yang mencakup seluruh peristiwa, kejadian, dan masalah serta ketetapan lainnya yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Bentuk Hadis
- Hadis Qauli adalah hadis yang berisi tentang segala perkataan Nabi Muhammad Saw, berupa tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
- Hadis Fi'li adalah hadis yang berisi tentang segala perbuatan Rasulullah Saw, yang pada saat itu menjadi panutan para sahabat dan menjadi keharusan bagi semua umat Islam untuk mengikutinya.
- Hadis Taqriri adalah hadis yang berupa ketetapan Nabi Muhammad Saw. terhadap apa yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan selanjutnya beliau membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa menyampaikan penegasan apakah beliau membenarkan atau menyalahkannya.
Kualitas Hadis
- Hadis Sahih menurut bahasa berarti yang sehat, yang selamat, yang benar, yang sah, dan yang sempurna. Berarti hadis sahih adalah hadis yang sah, hadis yang sehat, atau hadis yang selamat. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis sahih adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.
- Hadis Hasan merupakan hadis yang mirip dengan sahih, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, namun kurang kuat hafalannya. Letak perbedaannya hanya pada tingkat hafalan pada periwayatnya.
- Hadis Daif secara bahasa berarti hadis yang lemah, yang sakit, atau yang tidak kuat. Sedangkan pengertian secara istilah adalah hadis yang tidak memiliki satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadis sahih atau hadis hasan.
Fungsi Hadis
- Bayan Taqrir (memperjelas isi Al-Qur’an) hadis yang berfungsi menegaskan atau menguatkan terhadap apa yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an sehingga maknanya lebih jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
- Bayan Tafsir (menafsirkan isi Al-Qur'an) hadis yang memberikan penafsiran terhadap ayat Al-Qur'an yang maknanya samar merinci ayat yang maknanya masih bersifat umum .
- Bayan Tasyri’ (memberi kepastian hukum) hadis yang berfungsi memberi kepastian hukum yang tidak dijelaskan dalam Al Qur’an.
- Bayan Tabdil (membatalkan) hadis yang berfungsi membatalkan ketentuan lama diganti dengan ketentuan baru karena lebih sesuai dengan keadaan. Bayan Tabdil disebut juga bayan nasakh yang artinya menghapus ketentuan lama diganti dengan yang baru.