Kehidupan manusia yang semakin berkembang dalam hal jumlah penduduk dan kebutuhannya mendorong para ilmuwan Sains menciptakan berbagai penemuan untuk membantu kehidupan manusia dan lingkungan sekitar. Bagaimana caranya para ilmuwan menciptakan sesuatu? Kalian akan berlatih menjadi ilmuwan cilik dengan cara merancang, melakukan dan melaporkan penyelidikan dengan menggunakan metode ilmiah.
Untuk Modul Ajar Materi ini silahkan unduh (Disini)
A. Apa Itu Sains?
Pada bagian ini akan dijelaskan bahwa Sains ada di mana-mana dan cabang-cabang ilmu Sains serta pengertian Sains.
1. Sains Ada di Mana-Mana
Apakah kalian masih ingat topik atau materi mengenai air dan sistem pada tubuh manusia yang dipelajari di kelas V SD? Atau mungkin kalian masih ingat ketika belajar tentang energi, bunyi dan cahaya di kelas IV? Sementara topik IPA yang masih segar di ingatan kalian pastilah topik yang dipelajari di kelas VI, antara lain tentang listrik, tumbuhan dan tata surya. Kata lain untuk IPA adalah Sains. Jika kalian melihat betapa luasnya topik-topik itu, maka kalian pasti menyadari bahwa Sains itu ada di mana-mana. Tidak percaya? Mari kita cermati uraian tentang cabang-cabang ilmu Sains.
Sains adalah biologi.
BIOLOGI adalah ilmu tentang makhluk hidup. Ada banyak cabang cabang dalam Biologi. Misalnya, Zoologi adalah ilmu tentang binatang; Botani ilmu tentang tumbuhan; Entomologi ilmu tentang serangga; dan Mikrobiologi ilmu tentang makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya bisa terlihat dengan bantuan mikroskop.
Sains adalah fisika
FISIKA adalah ilmu tentang gejala dan fenomena alam dan sifat
benda-benda di sekitar kita termasuk tentang perpindahan dan
energi. Beberapa cabang ilmu Fisika, misalnya Mekanika adalah
ilmu tentang gerak benda; Elektronika ilmu tentang arus listrik
dan magnet; dan Optika Geometris tentang alat-alat optik.
Sains adalah kimia
KIMIA adalah ilmu tentang berbagai hal mengenai materi, yaitu terbuat dari apa, sifat dan perubahan dalam suatu reaksi kimia. Cabang ilmu Kimia antara lain, Farmasi yaitu ilmu tentang obatobatan; Radiokimia tentang zat-zat radioaktif; Kimia Organik tentang bahan-bahan kimia yang ada pada makhluk hidup; serta Kimia Anorganik tentang bahan kimia dalam benda-benda.
Sains adalah astronomi
ASTRONOMI adalah ilmu tentang planet, bintang dan alam
semesta. Semua benda langit dipelajari dalam astronomi
termasuk Matahari dan terjadinya gerhana, komet, dan asteroid.
Sains adalah ekologi
EKOLOGI adalah ilmu tentang interaksi atau hubungan
timbal balik balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
di sekitarnya. Bidang ilmu ini membahas tentang berbagai
masalah lingkungan, misalnya polusi udara, tanah, dan air,
serta efek perubahan iklim dan kepunahan hewan tertentu.
Apakah kalian setuju bahwa Sains ada dimana-mana? Mari kita perhatikan beberapa contoh lagi. Kita mulai dari diri kalian sendiri, binatang, atau tumbuhan. Semuanya bagian dari Sains. Kemudian mari kita perhatikan udara, listrik, cahaya, makanan sampai dengan pelangi, juga ada dalam pelajaran Sains. Bahkan gempa bumi sampai dengan angkasa luar juga merupakan bagian dari Sains. Jadi, Sains ada di dalam diri kita dan di sekitar kita.
Sains digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti dokter dan perawat, arsitek, ahli komputer, pilot, insinyur, polisi, ahli pangan dan nutrisi, serta berbagai profesi lainnya. Orang yang khusus melakukan penelitian bagi pengembangan ilmu Sains disebut ilmuwan Sains.
Jadi apakah sebenarnya Sains itu? “Sains adalah ilmu pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik” (https://kbbi.web.id/sains, 23 September 2020). Untuk mengetahui berbagai hal inilah, maka para ilmuwan Sains melakukan percobaan atau eksperimen. Percobaan biasanya dilakukan di laboratorium IPA. Akan tetapi, ada juga ilmuwan yang melakukan percobaan di luar laboratorium, misalnya di hutan, di pantai, di sawah, di laut, di pabrik, di dalam kapal, di dalam pesawat, atau bahkan di luar angkasa. Sebagai contoh, ilmuwan Sains sedang melakukan percobaan dapat dilihat di bawah ini.
Siapa yang tidak kenal Albert Einstein? Ilmuwan jenius dunia terkenal yang mendalami cabang Fisika mengenai teori relativitas. Melalui penelitiannya, ia telah menyumbangkan teori yang menjadi dasar perkembangan berbagai penemuan. Juga ada banyak ilmuwan lain yang telah mengembangkan ilmu Sains atau menemukan berbagai alat yang mempermudah hidup manusia dan lingkungan, seperti Thomas Edison, Wright bersaudara, Galileo Galilei, Charles Darwin, dan masih banyak lagi.
Namun, tahukah kalian bahwa Indonesia juga memiliki banyak ilmuwan, bahkan beberapa sangat terkenal di dunia Sains internasional? Pasti kalian tidak asing dengan Bapak B. J. Habibie, ilmuwan kita di bidang kedirgantaraan. Beliau juga adalah Presiden RI yang ketiga.
B. Laboratorium IPA
Dari subtopik sebelumnya, kalian mengetahui bahwa ilmuwan Sains biasanya melakukan penelitian di laboratorium. Menurut kalian, apakah perbedaan ruang laboratorium dibandingkan dengan ruang kelas lainnya?
Apabila kalian mengamati ruangan dapur di rumah kalian, apa saja yang ada di situ? Pasti terlihat perbedaan dengan kamar mandi kalian, bukan? Setiap ruangan memiliki alat-alat khusus sesuai fungsi ruangan tersebut. Demikian pula ruang laboratorium IPA yang berbeda dibandingkan ruang kelas. Laboratorium biasanya digunakan untuk melakukan percobaan atau eksperimen.
Di dalam laboratorium terdapat alat-alat yang digunakan oleh para ilmuwan untuk melakukan eksperimen dan membuat pengamatan dengan tepat dan akurat. Mari mengenal beberapa alat laboratorium yang akan kalian gunakan untuk berbagai percobaan IPA pada tingkat SMP, seperti yang tercantum pada Gambar di bawah ini:
Menjaga keselamatan di laboratorium IPA
Tahukah kalian bahwa laboratorium IPA dapat
menjadi tempat yang sangat berbahaya apabila
kalian tidak berhati-hati? Mengapa begitu? Gambar
simbol-simbol berikut terdapat pada berbagai bahan
yang ada di laboratorium, ada juga yang terdapat
pada ruangan laboratorium tertentu.
Laboratorium IPA, atau laboratorium ilmu pengetahuan alam, adalah tempat di mana para ilmuwan, peneliti, dan siswa melakukan percobaan dan penelitian ilmiah. Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan dan instrumen yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis. Di laboratorium IPA, berbagai macam eksperimen dapat dilakukan untuk mempelajari berbagai aspek ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
C. Merancang Percobaan
Merancang percobaan merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Untuk merancang percobaan yang efektif, Anda perlu memiliki pertanyaan atau hipotesis yang ingin diuji, serta mengidentifikasi variabel yang akan diukur dan dikendalikan. Proses merancang percobaan melibatkan pemilihan metode yang tepat, penentuan sampel yang representatif, dan pengaturan kondisi eksperimen yang memadai. Tujuan dari merancang percobaan adalah untuk memastikan keakuratan, keandalan, dan keberulangan percobaan sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.
Jika waktu SD kalian melakukan percobaan yang telah dirancang oleh guru kalian, maka di tingkat SMP, kalian sendiri yang akan merancang, melakukan percobaan, dan melaporkan hasil percobaan dengan menggunakan metode ilmiah. Untuk itu, mari kita pelajari dulu tahapan-tahapan dalam metode ilmiah yang tercantum dalam alur pada Gambar di bawah ini.
Tahapan-tahapan dalam metode ilmiah tersebut dilakukan secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
- Melakukan pengamatan atau observasi.
- Membuat hipotesis dan mengidentifikasi variabel.
- Membuat rancangan percobaan.
- Melakukan eksperimen atau percobaan.
- Mengumpulkan dan menyajikan data.
- Menarik kesimpulan.
Kita akan membahas satu per satu. Mari kita mulai dengan tahapan yang pertama.
1. Pengamatan dalam Sains
Pada saat menciptakan suatu penemuan, ide para ilmuwan Sains biasanya diilhami dari pengamatan yang mereka lakukan di lingkungan sekitarnya. Dari pengamatan mereka inilah, munculnya pertanyaan yang akan mereka teliti. Pertanyaan ini mereka uji dalam suatu penelitian. Inilah tahapan pertama dalam metode ilmiah.
Pengamatan adalah hal-hal atau kejadian yang kalian ingat. Kita menggunakan kelima indra kita untuk mengamati. Bayangkanlah kalian sebagai seorang detektif yang memasuki tempat kejadian perkara setelah dilaporkan ada pencurian di rumah tetangga kalian. Kalian pasti akan menggunakan indra penglihatan kalian untuk mengamati keadaan di sana, seperti keadaan pintu atau jendela, posisi barang-barang di ruangan, termasuk juga jejak kaki di lantai. Kalian juga bisa mengamati bau yang tercium di tempat tersebut, baik bau parfum yang tertinggal, bau kabel yang terbakar, atau bau masakan. Kalian juga bisa mewawancarai tetangga lain apabila mereka mendengarkan suara-suara yang tidak biasa dari rumah tersebut.
2. Penentuan Tujuan Percobaan
Dari pengamatan di lingkungan sekitar, kita menentukan dulu masalah yang akan diteliti. Dalam konteks percobaan IPA, masalah ini dapat dituliskan dalam bentuk pertanyaan atau dalam bentuk pernyataan untuk diuji, yang disebut juga dengan tujuan percobaan.
Tujuan percobaan haruslah dapat diuji, dapat dilakukan, dan bukan merupakan pendapat pribadi. Seandainya dari pengamatan di sekitar sekolah, kalian menyebutkan bahwa bunga warna merah lebih bagus dibandingkan bunga warna kuning, maka apakah hal itu adalah tujuan percobaan yang baik? Mengapa demikian?
Tujuan percobaan yang disebutkan tadi merupakan pendapat pribadi sehingga ini bukan tujuan percobaan yang dapat diuji. Adapun, jika kalian menuliskan tujuan berupa, “Apakah tanaman yang terkena cahaya matahari langsung akan menghasilkan warna bunga yang lebih cerah dibandingkan yang tidak terkena matahari?” Nah, ini contoh tujuan percobaan yang dapat diuji.
3. Menuliskan Hipotesis (Dugaan)
Setelah menentukan masalah atau tujuan percobaan berdasarkan pengamatan awal, kalian bisa menuliskan hipotesis. Hipotesis merupakan perkiraan sementara atau dugaan dari jawaban terhadap tujuan percobaan yang akan diselidiki.
Misalnya, ketika kalian menjadi detektif yang mengamati tempat kejadian perkara pencurian, kalian mendapati tidak ada pintu atau jendela yang rusak, dan tidak ada barang yang terjatuh, maka muncul dugaan bahwa pencurian dilakukan oleh orang yang sudah mengenal keluarga tersebut dan mengetahui keadaan di rumah itu. Inilah contoh hipotesis.
4. Variabel-variabel
Sebagai ilmuwan cilik, kalian juga akan melakukan berbagai percobaan, seperti para ilmuwan Sains, untuk menyelidiki hubungan antara sebab dan akibat yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan di alam sekitar. Para ilmuwan tersebut merancang percobaan untuk mengubah satu kondisi atau suatu hal yang mengakibatkan ada hal lain yang berubah. Nah, kedua hal tersebut sudah tercantum dalam hipotesis. Kondisi, hal, atau faktor-faktor ini disebut sebagai variabel.
Suatu variabel adalah faktor, kondisi, atau unsur yang dapat berupa angka atau jenis-jenis yang menentukan dalam suatu percobaan. Suatu percobaan memiliki tiga macam variabel, yaitu variabel bebas, terikat, dan kontrol. "Variabel bebas adalah faktor, hal, atau unsur yang dianggap dapat menentukan variabel lainnya." Sedangkan "variabel terikat adalah gejala yang muncul atau berubah dalam pola yang teratur dan biasa diamati atau karena berubahnya variabel lain." Adapun variabel kontrol adalah faktor yang dibuat tetap sama selama percobaan.
Dalam penyelidikan atau percobaan, kita akan mengubah-ubah suatu faktor yang diuji (variabel bebas) dan mengamati atau mengukur apa yang terjadi karena perubahan itu, yang disebut variabel terikat. Sementara itu, kita berusaha menjaga faktor-faktor lain tetap tidak berubah, sehingga faktor yang diuji adalah variabel bebas yang satu-satunya yang memengaruhi hasil percobaan. Faktor-faktor yang tetap ini disebut variabel kontrol. Berikut adalah ilustrasi untuk mengidentifikasi variabel-variabel dalam suatu percobaan.
Contohnya, Ketut ingin menyelidiki jalur tercepat untuk pergi ke sekolah dari rumahnya. Dia mencoba tiga jalur yang berbeda dan mengukur waktu yang diperlukan untuk setiap jalur tersebut. Ketut sendiri yang berjalan di setiap jalur. Dalam percobaan ini, variabel bebasnya adalah jalur yang ditempuh dari rumah ke sekolah. Variabel terikatnya adalah waktu tempuh dari rumah ke sekolah. Ketut akan mendapatkan tiga waktu yang mungkin sama atau berbeda. Semua faktor lain harus diusahakan tetap sama, misalnya hanya Ketut yang berjalan.
Dalam percobaan Ketut untuk mencari jalur tercepat ke sekolah, ada beberapa faktor yang perlu menjadi variabel kontrol. Misalnya, keadaan jalan yang ia lalui harus dijaga tetap sama, seperti memastikan bahwa pada setiap jalur tidak ada perbedaan kondisi seperti jalan berbatu atau trotoar yang dapat memengaruhi waktu tempuh. Selain itu, faktor-faktor lain seperti keadaan Ketut, seperti apakah dia sudah makan pagi atau belum, juga dapat memengaruhi kecepatan melangkah. Oleh karena itu, variabel yang perlu dikontrol adalah kecepatan melangkah. Namun, mengukur kecepatan melangkah secara langsung bisa sulit dikontrol. Sebagai alternatif, Ketut dapat menggunakan spidometer, alat yang lebih akurat, untuk mengukur kecepatan.
5. Prosedur Percobaan
Sebelum melakukan percobaan, penting untuk mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan serta membuat prosedur yang rinci tentang langkah-langkah yang akan dilakukan. Proses ini disebut sebagai prosedur percobaan. Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan percobaan yang akan dilakukan. Buatlah urutan langkah-langkah yang jelas dan terperinci untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan dalam percobaan.
Mari kita melihat kembali, bagaimana tahapan dalam merancang suatu percobaan.
- Menentukan tujuan percobaan berdasarkan pengamatan keadaan sekitar.
- Menuliskan hipotesis atau dugaan sementara hasil percobaan.
- Mengidentifikasi variabel-variabel terkait dalam percobaan.
- Mendaftarkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Menuliskan prosedur percobaan.
Nah sekarang kalian sudah bisa merancang suatu percobaan secara lengkap dengan menggunakan
metode ilmiah.
D. Pengukuran
1. Pengamatan Selama Eksperimen
Pada saat melakukan percobaan, variabel terikat diamati atau diukur. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel untuk kemudahan pembacaan dan pemahaman. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dengan deskripsi verbal atau secara kuantitatif dengan menggunakan angka. Contoh pengamatan kualitatif adalah melihat gelembung udara saat air mendidih atau merasakan suhu panas saat menyentuh panci yang dipanaskan. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran seperti mengukur volume air sebelum memanaskan atau mencatat suhu air setelah beberapa waktu dipanaskan.
Pengukuran sangat penting dilakukan dalam
suatu eksperimen untuk dapat memperoleh jawaban
atas tujuan percobaan kita. Pengukuran sangat erat
kaitannya dengan besaran dan satuan dalam Sains.
2. Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai. Contoh besaran yang telah disebutkan adalah volume air dan suhu. Ada banyak contoh besaran lainnya seperti panjang, massa, waktu, dan berat. Dalam ilmu Sains, terdapat dua jenis besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok merupakan dasar untuk menentukan besaran lainnya. Terdapat tujuh besaran pokok yang memiliki satuan yang telah ditetapkan secara internasional (SI). Contohnya tertera pada Tabel di bawah
Besaran turunan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok. Sebagai contoh, kecepatan dihitung dengan mengukur panjang lintasan dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan tersebut. Kecepatan merupakan besaran turunan karena dihitung dari besaran pokok. Terdapat lebih banyak besaran turunan dibandingkan besaran pokok.
3. Satuan
Dalam pengukuran, satuan baku digunakan sebagai pembanding yang tetap dan seragam. Namun, terdapat beragam satuan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, untuk mengukur panjang atau jarak, kita menggunakan satuan meter atau kilometer, sedangkan di luar negeri, digunakan satuan inci atau yard. Beberapa satuan seperti kaki juga digunakan dalam masa lampau, namun tidak dianggap sebagai satuan baku. Satuan suhu yang umum digunakan adalah derajat Celsius, tetapi dalam Sains, satuan suhu standar adalah Kelvin.
4. Teknik pengukuran yang benar
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, perhatikan hal-hal berikut:
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, perhatikan hal-hal berikut:
- Cepatlah mencatat hasil pengukuran. Jangan hanya mengandalkan ingatan.
- Pastikan alat ukur berada pada angka 0 sebelum memulai pengukuran.
- Gunakan alat ukur yang sudah terkalibrasi dengan tepat.
- Catat pengukuran beserta satuan yang benar.
- Hindari kesalahan paralaks dengan memastikan mata berada sejajar dengan skala pengukuran.
- Saat mengukur volume cairan, baca skala pada sisi cembung cairan tersebut
E. Pelaporan Hasil Percobaan
Setelah melakukan percobaan, kita perlu melaporkan hasilnya. Pelaporan hasil percobaan berguna untuk menyajikan informasi kepada orang lain yang ingin mengetahui tentang percobaan tersebut, seperti guru, rekan sejawat, atau masyarakat ilmiah. Tujuan pelaporan hasil percobaan antara lain untuk mengkomunikasikan temuan kita, memperoleh umpan balik, dan membangun pengetahuan kolektif.
1. Penyajian Data Percobaan
Setelah melakukan pengukuran dalam percobaan, penting untuk menampilkan hasilnya dalam bentuk yang mudah dipahami. Biasanya menggunakan tabel yang mencantumkan besaran dan satuan. Data percobaan ini juga dikenal sebagai data hasil pengamatan.
Dalam tabel hasil percobaan, variabel bebas ditempatkan di kolom sebelah kiri, sementara variabel terikat di kolom sebelah kanan. Setiap besaran perlu dilengkapi dengan satuan yang dituliskan dalam kurung setelah besaran yang diukur. Data dalam satu kolom harus memiliki satuan yang sama, dan jika menggunakan angka desimal, jumlah angka di belakang koma harus seragam. Berikut contoh tabel data percobaan:
Selain menggunakan perlengkapan menulis, kita juga dapat membuat grafik menggunakan program atau software pengolah naskah yang tersedia di komputer, seperti Microsoft Excel.
2. Menarik Kesimpulan
Setelah menyajikan data, kita perlu menyimpulkan hasil percobaan. Kesimpulan ini harus dapat menjawab tujuan percobaan yang telah dirumuskan dan didasarkan pada pola yang terlihat pada grafik hasil percobaan. Selain itu, kita perlu menyatakan apakah hasil percobaan sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Jika sesuai, hipotesis dapat diterima; jika tidak sesuai, hipotesis ditolak.
Adanya ketidaksesuaian antara hipotesis dan hasil percobaan adalah hal yang wajar, asalkan kita dapat memberikan alasan berdasarkan teori ilmiah. Teori tersebut dapat diambil dari buku, website, ensiklopedia, dan sumber-sumber tepercaya lainnya. Penting juga untuk mencantumkan referensi untuk sumber-sumber yang digunakan.
3. Melaporkan Hasil Percobaan secara Lengkap
Suatu penelitian perlu dilaporkan secara lengkap agar dapat diulang oleh peneliti sains lainnya. Laporan percobaan terdiri dari rancangan dan hasil percobaan. Berikut adalah bagian-bagian yang harus ada dalam laporan percobaan:
a. Tujuan Percobaan:
Dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggambarkan tujuan dari percobaan.
b. Hipotesis:
Merupakan perkiraan hasil percobaan berdasarkan variabel bebas dan terikat, serta disertai alasan yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah.
c. Variabel:
Terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol dengan penjelasan rinci.
Variabel bebas: Faktor atau hal yang diuji dalam percobaan.
Variabel terikat: Faktor yang diukur sebagai akibat dari perubahan variabel bebas.
Variabel kontrol: Faktor-faktor lain yang harus tetap konstan untuk menguji satu variabel saja.
d. Alat dan Bahan:
Daftar alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan, termasuk jumlah dan ukuran yang diperlukan.
e. Prosedur:
Langkah-langkah percobaan yang dijelaskan secara urut. Menjelaskan data yang diukur atau diamati, serta cara pengukuran atau pengamatan. Percobaan sebaiknya diulang minimal tiga kali jika memungkinkan. Jelaskan juga bagaimana faktor-faktor dalam variabel kontrol dipertahankan agar percobaan adil.
Selain bagian-bagian di atas, laporan percobaan juga harus mencakup bagian analisis data, kesimpulan, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
f. Pengumpulan & Pengolahan Data Percobaan
- Catat data percobaan dalam tabel dengan variabel bebas di kolom sebelah kiri dan variabel terikat di kolom sebelah kanan. Tulis juga judul dan satuan pengukuran.
- Pastikan data dalam satu kolom memiliki jumlah angka desimal yang sama. Hitung rata-rata data tersebut.
- Buat grafik yang sesuai berdasarkan tabel hasil percobaan. Biasanya, variabel bebas ditempatkan di sumbu-x dan variabel terikat di sumbu-y grafik.
- Lengkapilah grafik dengan judul, label sumbu-x dan sumbu-y, serta satuan yang relevan.
g. Kesimpulan perlu diperhatikan dalam hal-hal berikut:
- Berdasarkan grafik yang telah dibuat, sampaikan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam percobaan. Gunakan data percobaan sebagai dukungan untuk kesimpulan tersebut.
- Bandingkan kesimpulan yang dihasilkan dengan teori ilmiah yang telah dipelajari sebelumnya. Teori ini bisa diperoleh dari berbagai sumber yang terpercaya, seperti buku, ensiklopedia, atau situs web resmi.
- Jelaskan apakah kesimpulan yang diperoleh sesuai atau tidak sesuai dengan hipotesis awal yang telah dirumuskan sebelum percobaan dilakukan.
- Sertakan alasan ilmiah yang mendukung kesimpulan yang dibuat. Hal ini penting untuk menjelaskan mengapa hasil percobaan tersebut dapat terjadi dan sejalan dengan teori yang ada.
Selamat
Kalian telah menjadi ilmuwan cilik dengan mempraktikkan cara kerja para peneliti Sains, yang dikenal dengan metode ilmiah. Kalian akan terus berlatih menggunakan cara penyelidikan seperti ini pada bab-bab selanjutnya.
Untuk Bab 2, silahkan klik (
DISINI)