Menurut Unsworth & Pearsall (2015) literasi membaca adalah kemampuan seseorang untuk memahami, mengevaluasi, menginterpretasikan, dan menggunakan teks-teks tertulis untuk berinteraksi dengan dunia. Literasi membaca melibatkan pemahaman teks secara luas, termasuk memahami makna, tujuan, struktur, dan gaya bahasa yang digunakan dalam teks.
Tahapan kegiatan literasi membaca dapat bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan dan kebutuhan individu. Secara umum, tahapan kegiatan literasi membaca meliputi (Guthrie dkk, 2004):
- Membaca awal: Pada tahap ini, anak-anak mempelajari dasar-dasar membaca, seperti mengenali huruf, menghubungkannya dengan suara, dan mengenali kata-kata sederhana.
- Membaca pemahaman: Tahap ini melibatkan pemahaman teks yang lebih kompleks. Anak-anak belajar untuk mengenali kata-kata, memahami kalimat, dan menafsirkan makna teks secara keseluruhan.
- Membaca reflektif: Tahap ini melibatkan analisis dan refleksi lebih mendalam terhadap teks. Anak-anak belajar untuk menghubungkan teks dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi mereka, serta untuk mempertanyakan, membandingkan, dan mengevaluasi teks.
- Membaca kritis: Pada tahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan kritis untuk mengidentifikasi bias, memahami tujuan penulis, dan mengevaluasi teks dari berbagai sudut pandang.
- Membangun budaya membaca: Membangun lingkungan yang mendukung membaca di sekolah dan di rumah, dengan menyediakan akses ke berbagai bahan bacaan yang menarik dan relevan.
- Membacakan dan mendiskusikan buku bersama: Guru dan orang tua dapat membacakan buku kepada anak-anak dan mendiskusikan cerita, karakter, dan tema-tema yang ada dalam buku tersebut.
- Memfasilitasi praktik membaca: Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membaca secara teratur, baik di sekolah maupun di rumah, serta memberikan dukungan dan umpan balik yang konstruktif.
- Mengintegrasikan literasi membaca ke dalam kurikulum: Menerapkan strategi literasi membaca dalam pembelajaran di berbagai mata pelajaran untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap teks.
Manfaat literasi membaca bagi siswa antara lain (Unsworth & Pearsall, 2015):
- Pemahaman yang lebih baik: Literasi membaca membantu siswa memahami informasi yang disajikan dalam berbagai teks, termasuk dalam buku pelajaran, artikel, dan media lainnya.
- Pengembangan keterampilan berpikir kritis: Melalui membaca, siswa dapat melatih keterampilan berpikir kritis, seperti menganalisis informasi, membuat inferensi, dan mengevaluasi argumen.
- Peningkatan kosa kata dan pemahaman bahasa: Membaca secara teratur dapat membantu siswa memperluas kosa kata mereka, memperbaiki pemahaman bahasa, dan meningkatkan kemampuan komunikasi secara keseluruhan.
- Peningkatan imajinasi dan kreativitas: Buku-buku fiksi dan imajinatif dapat mendorong imajinasi dan kreativitas siswa, membantu mereka mengembangkan wawasan baru dan pemikiran yang inovatif.
- Peningkatan pengetahuan dan pemahaman dunia: Melalui membaca, siswa dapat mempelajari tentang budaya, sejarah, ilmu pengetahuan, dan berbagai topik lainnya, yang dapat membantu mereka memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.
Literasi membaca memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial siswa, serta membantu mereka menjadi pembaca yang aktif, kritis, dan terampil (Guthrie dkk, 2004)
Referensi:
Guthrie, J. T., Wigfield, A., & Perencevich, K. C. (2004). "Motivating Reading Comprehension: Concept-Oriented Reading Instruction." Routledge.
Unsworth, L., & Pearsall, T. (Eds.). (2015). "Understanding Children's Literature." Routledge.