Selamat Datang di Website Resmi SMP Negeri 3 Kerinci. Visi Sekolah: "Terwujudnya peserta didik yang beriman, berkarakter, berprestasi dan berwawasan global." Model Pembelajaran Inkuiri - SMP Negeri 3 Kerinci
Blogger Jateng

Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kegiatan, yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka. Model pembelajaran inkuiri ini menempatkan siswa sebagai agen aktif dalam proses belajar. Model ini didasarkan pada prinsip bahwa siswa membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui eksplorasi, penyelidikan, dan refleksi atas pengalaman mereka. Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri, siswa akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta keterampilan kolaborasi mereka secara terbuka.

Dalam model inkuiri, guru bertindak sebagai fasilitator atau pengarah yang membantu siswa dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan merancang kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Siswa dipandu untuk mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan membuat kesimpulan atau generalisasi dari pengalaman mereka. 

Berikut adalah pengertian model pembelajaran inkuiri menurut ahlinya:

  • Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai agen aktif dalam proses belajar dengan mengajak siswa untuk melakukan eksplorasi, penyelidikan, dan refleksi atas pengalaman mereka sendiri. (Mulyasa, 2011)
  • Model pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah melalui eksplorasi dan penyelidikan atas fenomena-fenomena yang dihadapi di dalam dan di luar kelas. (Sudjana, 2005)
  • Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dan memperoleh pemahaman melalui proses eksplorasi, pengumpulan data, analisis, dan refleksi. (Trianto, 2007)

Dari pengertian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mencari informasi untuk memecahkan suatu masalah. Dalam model ini, siswa tidak hanya terlibat secara mental, tetapi juga fisik dalam upaya mereka untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Menurut Sanjaya (2006) tujuan dari model pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang topik tertentu melalui proses eksplorasi dan investigasi yang aktif. Melalui model pembelajaran inkuiri, siswa akan belajar untuk menjadi lebih mandiri dan kritis dalam memecahkan masalah, serta dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti kolaborasi dan komunikasi. 

Terdapat beberapa macam model pembelajaran inkuiri yaitu sebagai berikut:

  • Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis pembelajaran inkuiri yang melibatkan bimbingan dan pengawasan guru pada setiap tahapan inkuiri yang dilakukan oleh siswa. Guru memberikan bimbingan dan arahan pada siswa dalam melakukan pengamatan, merumuskan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, dan menyusun kesimpulan.

  • Inkuiri terstruktur (Structured Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri terstruktur adalah salah satu jenis pembelajaran inkuiri yang mengharuskan siswa untuk mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh guru, namun masih memberikan kebebasan bagi siswa untuk menemukan solusi atau jawaban dari masalah yang diberikan. Model ini cocok untuk diterapkan pada siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri.

  • Inkuiri bebas (Open Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri bebas adalah salah satu jenis pembelajaran inkuiri yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan masalah yang ingin dipecahkan dan menentukan cara-cara untuk menemukan solusinya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pengawas dalam pembelajaran ini.

  • Inkuiri terfokus (Focused Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri terfokus adalah salah satu jenis pembelajaran inkuiri yang memberikan fokus pada topik tertentu yang ingin dipelajari oleh siswa. Guru memberikan masalah atau pertanyaan yang terfokus pada topik tersebut dan siswa diminta untuk menemukan jawaban dari masalah atau pertanyaan tersebut.

  • Inkuiri kombinasi (Combined Inquiry)

Model pembelajaran inkuiri kombinasi adalah salah satu jenis pembelajaran inkuiri yang menggabungkan dua atau lebih jenis inkuiri, misalnya menggabungkan inkuiri terbimbing dengan inkuiri terstruktur. Model ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif secara lebih optimal.

Model pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006) terdiri dari lima langkah, yaitu:

  • Menjelajah.
Langkah ini meliputi pengenalan dan motivasi siswa terhadap topik yang akan dipelajari. Guru dapat memberikan pengantar tentang topik yang akan dipelajari, kemudian siswa diarahkan untuk mengamati, mengidentifikasi, dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab melalui kegiatan eksplorasi mandiri.
  • Menentukan
Setelah siswa memperoleh informasi awal melalui langkah pertama, langkah kedua adalah menentukan hipotesis atau dugaan sementara yang didasarkan pada observasi dan informasi awal yang telah diperoleh. Dalam langkah ini, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan menilai informasi yang telah dikumpulkan dan merumuskan hipotesis atau dugaan sementara yang relevan dengan topik yang akan dipelajari.
  • Mencari informasi
Langkah ketiga adalah mencari informasi secara lebih sistematis dan mendalam terkait dengan hipotesis atau dugaan sementara yang telah dibuat pada langkah kedua. Siswa dapat memanfaatkan berbagai sumber informasi, seperti buku teks, artikel, internet, wawancara, atau observasi langsung untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
  • Menyimpulkan
Setelah memperoleh informasi yang diperlukan, siswa diminta untuk menyimpulkan hasil temuan mereka berdasarkan hipotesis atau dugaan sementara yang telah dibuat pada langkah kedua. Siswa juga dituntut untuk menyusun argumen yang logis dan konsisten untuk mendukung kesimpulan yang dihasilkan.
  • Mengkomunikasikan
Langkah terakhir dalam model pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006) adalah mengkomunikasikan hasil temuan dan kesimpulan siswa. Siswa diharapkan mampu menyampaikan hasil temuan mereka secara jelas dan sistematis kepada teman sekelas atau guru, baik melalui presentasi, laporan, atau media lainnya. Melalui langkah ini, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan memperluas pengetahuan mereka melalui diskusi dengan teman sekelas.

Adapun kelebihan model pembelajaran inkuiri yaitu:

  1. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Melalui model pembelajaran inkuiri, siswa diajak untuk aktif dalam proses belajar, sehingga meningkatkan motivasi dan minat mereka dalam belajar.
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam model inkuiri, siswa didorong untuk memecahkan masalah secara mandiri dan kreatif, sehingga membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka.
  3. Meningkatkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi. Dalam model pembelajaran inkuiri, siswa diajarkan untuk bekerja secara kolaboratif dan berkomunikasi dengan baik dengan teman sekelas, sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam berkolaborasi dan berkomunikasi.
  4. Memperdalam pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari. Melalui model pembelajaran inkuiri, siswa diajak untuk melakukan eksplorasi dan investigasi terhadap topik tertentu, sehingga dapat memperdalam pemahaman mereka tentang konsep yang dipelajari.
  5. Menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran. Dalam model inkuiri, siswa diajarkan untuk menghargai proses belajar dan berfokus pada proses, bukan hanya hasil akhir. Hal ini dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran.

Namun terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, di antaranya:
  1. Memerlukan waktu yang lebih lama. Model inkuiri membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya karena melibatkan proses eksplorasi dan investigasi yang lebih mendalam. Hal ini dapat memakan waktu yang lebih lama dalam proses belajar mengajar.
  2. Mungkin membutuhkan fasilitas dan peralatan khusus. Penerapan model inkuiri mungkin membutuhkan fasilitas dan peralatan khusus, seperti laboratorium atau peralatan teknologi, yang tidak tersedia di setiap sekolah. Hal ini dapat menjadi kendala dalam penerapan model inkuiri di beberapa lingkungan pendidikan.
  3. Membutuhkan dukungan yang kuat dari guru. Dalam model inkuiri, guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah dalam proses belajar, sehingga membutuhkan dukungan yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang model ini. Jika guru tidak memahami dan mampu mendukung model ini dengan baik, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
  4. Sulit untuk dinilai secara objektif. Karena model inkuiri menekankan pada proses belajar, maka sulit untuk menilai hasil pembelajaran secara objektif. Evaluasi yang didasarkan pada proses dan hasil belajar siswa mungkin memerlukan metode evaluasi yang lebih kreatif dan fleksibel.
  5. Mungkin kurang efektif untuk mengajarkan konsep dasar. Model inkuiri lebih efektif digunakan untuk mengajarkan konsep yang kompleks dan memerlukan pemecahan masalah yang mendalam. Untuk konsep dasar yang sederhana, model pembelajaran inkuiri mungkin kurang efektif dan tidak perlu.

Model pembelajaran inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan yang cocok untuk diterapkan dalam kurikulum merdeka saat ini, karena kurikulum merdeka menekankan pada pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan menyesuaikan pembelajaran dengan potensi, minat, dan kebutuhan siswa. Dan model pembelajaran ini dapat menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam mendukung kurikulum merdeka saat ini.

Berikutnya ada model pembelajaran Problem Based Learning, silahkan klik DISINI.

Referensi:

Mulyasa, E. 2011. Kurikulum tingkat satuan pendidikan: konsep, karakteristik, dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.