Model pembelajaran berdiferensiasi adalah model pembelajaran yang dirancang untuk mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam gaya belajar, kecepatan belajar, kebutuhan belajar, dan tingkat kemampuan. Menurut Tomlinson (2014), seorang pakar pendidikan yang dikenal sebagai salah satu ahli dalam bidang pendidikan berdiferensiasi, mengartikan babwa model pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah pendekatan yang memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa secara individual, melalui penyesuaian instruksi dan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan siswa. Dalam model pembelajaran ini, guru menyediakan berbagai jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik individu setiap siswa. Model pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kebutuhan individu siswa dan memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar mereka. Dengan kata lain, model pembelajaran ini memungkinkan setiap siswa untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing.
Dalam penerapan model pembelajaran berdiferensiasi, guru harus mempertimbangkan tindakan yang akan diambil selama kegiatan pembelajaran. Meskipun model ini mengakomodasi kebutuhan individual siswa, hal ini tidak berarti bahwa guru memberikan perlakuan yang berbeda secara signifikan kepada setiap siswa atau membuat perbedaan yang signifikan dalam materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa dengan kemampuan yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus memastikan bahwa tindakan yang diambil selama kegiatan pembelajaran adalah tepat, sehingga tidak menimbulkan rasa iri atau diskriminasi di antara siswa karena perlakuan yang berbeda
Model pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sama meskipun mereka memiliki kemampuan, kebutuhan, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Dengan demikian, model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan membantu mereka mencapai potensi belajar terbaik mereka.
Strategi pembelajaran diferensiasi mencakup tiga aspek, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Ketiga aspek ini merupakan bagian dari upaya untuk mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam pembelajaran. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang ketiga aspek tersebut:
- Diferensiasi Konten
Diferensiasi konten adalah strategi pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan siswa dalam tingkat pemahaman dan kecepatan belajar. Strategi ini dilakukan dengan menyediakan materi pembelajaran yang berbeda-beda, baik dalam tingkat kesulitan, kedalaman, maupun jenis materi. Dengan diferensiasi konten, siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dapat diberikan materi yang lebih mendalam, sedangkan siswa yang memiliki kesulitan dalam pemahaman dapat diberikan materi yang lebih mudah dipahami.
- Diferensiasi Proses
Diferensiasi proses adalah strategi pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan siswa dalam gaya belajar dan preferensi belajar. Strategi ini dilakukan dengan memberikan siswa pilihan cara belajar yang berbeda-beda, seperti melalui diskusi, presentasi, proyek, dan sebagainya. Dengan diferensiasi proses, siswa dapat memilih cara belajar yang paling sesuai dengan gaya belajar dan preferensi belajar mereka.
- Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah strategi pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan siswa dalam kemampuan dan minat. Strategi ini dilakukan dengan memberikan siswa pilihan untuk menyelesaikan tugas atau proyek dengan cara yang berbeda-beda, seperti melalui penulisan esai, pembuatan poster, video, dan sebagainya. Dengan diferensiasi produk, siswa dapat menunjukkan kemampuan dan minat mereka melalui tugas atau proyek yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Dalam penggunaannya, strategi pembelajaran diferensiasi dapat digunakan secara terpisah atau gabungan antara diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Hal ini akan memberikan pengalaman belajar yang berbeda-beda pada setiap siswa, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.
Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran berdiferensiasi:
- Mengenal siswa secara individu: Guru perlu mengenal siswa secara individu, termasuk kebutuhan belajar, gaya belajar, minat, dan tingkat kemampuan. Guru dapat mengumpulkan informasi ini melalui observasi, wawancara, tes, dan catatan akademik.
- Menyesuaikan instruksi: Guru dapat menyesuaikan instruksi untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar siswa. Ini bisa dilakukan dengan memberikan berbagai materi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan siswa.
- Memberikan pengalaman belajar yang beragam: Guru dapat menyediakan pengalaman belajar yang berbeda-beda seperti proyek, diskusi, dan demonstrasi untuk memenuhi gaya belajar siswa yang berbeda.
- Menggunakan teknologi: Teknologi dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, seperti penggunaan program komputer yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
- Memberikan umpan balik yang efektif: Guru harus memberikan umpan balik yang efektif dan berorientasi pada solusi untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
- Mengukur kemajuan siswa: Guru harus mengukur kemajuan siswa secara individual dan menggunakan hasil pengukuran untuk menyesuaikan instruksi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.
- Mendorong kolaborasi dan kerja sama: Kolaborasi dan kerja sama dapat mendorong siswa untuk saling membantu dalam belajar dan memberikan dukungan satu sama lain.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, model pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang sama meskipun mereka memiliki kebutuhan, gaya belajar, dan kemampuan yang berbeda-beda.
Menurut Tomlinson (2014), kelebihan dari model pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan individu siswa:
Model pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa secara individual, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka.
- Mendorong motivasi siswa:
Dengan menyediakan pengalaman belajar yang sesuai dengan minat dan gaya belajar siswa, model pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
- Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif:
Dengan memberikan instruksi yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, model pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
- Meningkatkan kinerja akademik:
Dengan mengakomodasi perbedaan individual siswa, model pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan kinerja akademik siswa.
Namun, ada beberapa kekurangan dari model pembelajaran berdiferensiasi yang perlu diperhatikan menurut Tomlinson (2014), yaitu:
- Memerlukan waktu dan persiapan yang lebih:
Menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi memerlukan waktu dan persiapan yang lebih banyak dari guru, karena guru harus menyesuaikan instruksi dan pengalaman belajar untuk setiap siswa.
- Memerlukan sumber daya yang cukup:
Menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi memerlukan sumber daya yang cukup, seperti ruang kelas yang cukup besar dan peralatan yang sesuai untuk mendukung pengalaman belajar yang beragam.
- Tidak dapat diaplikasikan di semua situasi pembelajaran:
Model pembelajaran berdiferensiasi tidak dapat diaplikasikan di semua situasi pembelajaran, seperti pada pembelajaran yang memerlukan pengetahuan dasar yang sama untuk semua siswa.
Model pembelajaran berdiferensiasi ini sejalan dengan konsep kurikulum merdeka, yang menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, siswa diberi kebebasan untuk memilih dan mengatur pengalaman belajar mereka sendiri, sehingga model pembelajaran berdiferensiasi dapat memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar mereka sendiri. Selain itu, dengan menyediakan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa, model pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum merdeka.
Namun, perlu diingat bahwa menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka memerlukan guru yang terlatih dan siap untuk menerapkan model ini. Selain itu, model ini juga memerlukan sumber daya yang cukup dan persiapan yang matang untuk memastikan pengalaman belajar yang efektif dan bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu pendekatan yang cocok dalam kurikulum merdeka, namun perlu diterapkan dengan matang dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Tomlinson (2014) menegaskan bahwa model ini dapat diterapkan di berbagai kurikulum, termasuk kurikulum tradisional, kurikulum terstruktur, dan kurikulum berbasis proyek. Tomlinson (2014) juga menegaskan bahwa model pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berbeda-beda.